Magister Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro (MPWK UNDIP) bekerjasana dengan Victoria Univeristy of Wellington (VUW) melakukan kegiatan pelatihan lapangan dalam upaya memfasilitasi dan membangun pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa dalam manajemen resiko banjir. Kegiatan ini dilakukan sejak tanggal 4-13 Juli 2023 di wilayah utara Kota Pekalongan. Kegiatan lapangan ini merupakan aktivitas fase kedua dari lanjutan aktivitas fase pertama DECAF yang berupa pembekalan konsep telah dilaksanakan sejak launch pada 2 Mei bertepatan dengan hari pendidikan nasional sampai dengan 6 Juni 2023.
DECAF sendiri merupakan kegiatan kerjasama antara VUW dan MPWK UNDIP dengan dukungan dari Asia Pacific Network for Global Change Research (APN-GCR) dalam rangkaian acara “Developing the Capacity of Student Scientists for Supporting Disadvantaged Communities to Cope with Flooding (DECAF).” Sejumlah universitas di Asia dan Pacific juga teribat sebagai mitra kegiatan diantaranya Education University of Hong Kong (Hong Kong), University of Nottingham Ningbo (China), Clemson University (USA), Spring University (Myanmar), dan Inisiatif Kota untuk Perubahan Iklim (IKUPI).
Dari total lebih dari 200 peserta yang terdaftar di fase 1 dari berbagai wilayah di Indonesia, sebanyak 18 (delapan belas) peserta dari lintas disiplin ilmu terseleksi untuk mengikuti kegiatan lapangan selama 10 hari full day. Sebagian besar berasal dari UNDIP dan dua diantaranya dari UGM baik pada jenjang magister dan sarjana yang terafiliasi dalam 5 disiplin ilmu yaitu Perencanaan Wilayah dan Kota, Teknik Sipil, Teknik Lingkungan, Penginderaan Jauh dan Manajemen Bencana. Dalam menyelesaikan fase kedua ini, setiap peserta harus menyelesaikan 4 modul pelatihan. MODUL 1 mengenai penilaian kualitas air, MODUL 2 tentang penilaian keterpaparan, MODUL 3 tentang penilaian kerentanan, dan MODUL 4 tentang perencanaan adaptasi. Modul-modul tersebut juga diperkuat dengan kegiatan co-design untuk menyempurnakan modul sebelum diimplementasikan, termasuk diantaranya penyempurnaan instrument dengan memasukkan input dari partner pemerintah diantaranya Dinas Pekerjaan Umum, Sumberdaya Air dan Tata Ruang (PUSDATARU) Jateng dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Pekalongan.

Dr. Alex Lo, selaku Program Coordinator  Master Climate Change Science and Policy, Victoria University of Wellington, New Zealand dan Rukuh Setiadi, Ph.D pengajar di Departemen PWK UNDIP mengkoordinasikan berjalannya program. Rukuh menyampaikan “di lapangan para mahasiswa peserta pelatihan melakukan testing kualitas air PDAM, Pamsimas, dan sumber air minum lainnya seperti sumur dangkal, termasuk genangan air sekitar permukiman dan tampungan air hujan.”

 

 

 

 

 

 

 

 

Disamping itu mahasiswa melakukan penilaian keterpaparan yang digunakan mengetahui tingkat keparahan banjir. Mahasiswa diajarkan untuk melakukan pengukuran dan pengamatan secara langsung dan wawancara untuk mengetahui dampak banjir tersebut dalam fisik bangunan. Penilaian kerentanan juga diajarkan untuk mengetahui sikap dan kapasitas masyarakat terkait banjir yang terjadi. Akhirnya, mahasiswa merumuskan dokumen rencana terkait manajemen banjir yang didasarkan pada data dari MODUL 1,2 dan 3”.

 

Salah seorang peserta menyebutkan bahwa pelatihan DECAF memberikan pemahaman mengenai banjir secara mendalam tidak hanya melalui penggunaan software yang biasa diajarkan di kampus. Peserta yang lain menyampaikan bahwa “Program DECAF bukan hanya memenuhi, melainkan juga melebihi ekspektasi saya. Setelah mengikuti program DECAF, saya tidak hanya memperoleh pengalaman dan materi dari pembimbing, tetapi juga dari warga Pekalongan. DECAF memberikan kesempatan bagi saya untuk mengeksplor kesempatan-kesempatan baru. Saya menjadi koordinator kelompok dalam tim. Saya juga berkesempatan menjadi fasilitator FGD untuk pertama kali. Saya berinteraksi dengan warga terdampak rob, mendengarkan aspirasi mereka, serta mendiskusikan keadaan sekarang dan masa mendatang. Program DECAF memberi warna pada masa liburan saya dan menjadikannya lebih produktif.”